Hanya manusia yang punya ego. Maka terjadilah patah hati. Depresi. Kekecewaan. Lebih parah lagi ketika itu semua diekspresikan dengan bergelas-gelas alkohol. Atau yang lebih ekstrim lagi terjun dari lantai 20 gedung bertingkat.
Hanya manusia yang punya ego. Maka ada kami dan mereka. Olah raga bisa menjadi ajang permusuhan bahkan balas dendam.
Namun, sisi lain dari ego ialah menjadikan manusia satu-satunya makhluk yang menyadari keadaan dirinya. Manusia saja yang sadar bahwa dirinya ada. Maka manusia pun sadar kadang ia bahagia, kadang sedih, kadang datar, kadang marah, kadang optimis, kadang pesimis dan seterusnya. Maka manusia pun bertanya-tanya apa yang sejati dari kehidupannya sehingga manusia punya satu kondisi yang stabil dan bahagia secara terus menerus. Apakah keadaan itu ada ?
Mungkin itu pertanyaan mendasar eksistensialisme ?
Hanya manusia yang punya ego. Maka ada kami dan mereka. Olah raga bisa menjadi ajang permusuhan bahkan balas dendam.
Namun, sisi lain dari ego ialah menjadikan manusia satu-satunya makhluk yang menyadari keadaan dirinya. Manusia saja yang sadar bahwa dirinya ada. Maka manusia pun sadar kadang ia bahagia, kadang sedih, kadang datar, kadang marah, kadang optimis, kadang pesimis dan seterusnya. Maka manusia pun bertanya-tanya apa yang sejati dari kehidupannya sehingga manusia punya satu kondisi yang stabil dan bahagia secara terus menerus. Apakah keadaan itu ada ?
Mungkin itu pertanyaan mendasar eksistensialisme ?
No comments:
Post a Comment