1.Bagaimana agar kontribusi Anda ke blogosphere bernilai ?
2.Bagaimana menjadi blogger yang konsisten dan berkualitas ?
3.Bagaimana menemukan jaringan yang tepat secara efektif ?
4.Bagaimana belajar dari nol teknolog internet dan blogging ?
Apakah hidup bisa dibiayai dengan menulis ? Menulis di blog misalnya.
Rizqi memang ‘misterius’ ada yang bekerja hampir 24 jam namun hasilnya hanya cukup untuk makan. Pendidikan biayanya dari hutang, beli motor hutang, beli rumah hutang dan belanja kebutuhan sehari-hari kadang juga hutang. Sementara ada yang bekerja hanya sekitar 12 jam per hari namun kebutuhan hidupnya terpenuhi. Bahkan kadang lebih dari cukup.
Bagi banyak orang jenis pekerjaan memang berbanding lurus dengan penghasilan. Tetapi, menurut saya kontribusi dan sikap berbanding lurus dengan penghasilan. Kontribusi yang besar tentu saja mensyaratkan seseorang punya alat-alat dan sumber daya untuk berkontribusi. Kontribusi bisa berupa ilmu, waktu, dedikasi, harta dan tenaga. Kontribusi lah yang membuat seseorang bernilai, berharga dan sebagian orang menjadi tak ternilai. Sedangkan sikap membuat kontribusi makin dipuji. Sikap seseorang yang ‘seolah’ tak mengharap feedback justru membuat feedback/penghasilan mendekatinya. Sikap ini dalam Islam mungkin disebut ikhlas. Namun, ikhlas mempunyai dimensi yang lebih mendalam. Karena ikhlas tak sekadar ‘tidak mengharap balasan’. Justru ikhlas adalah keyakinan dan cita-cita yang besar. Keyakinan bahwa setiap aktivitas punya suatu standard ketuhanan yang suci. Sehingga apa yang dilakukan diperjuangkan sedemikian rupa agar sesuai dengan standard itu. Sedangkan cita-cita besar adalah harapan tertinggi atas aktivitas yang dilakukan. Tujuan atas cita itu saya bahasakan sebagai ‘penerimaan’ dari Sang Pembuat Standar suci atas ketaatan kita melakukan semua berdasar standard itu. Semua keyakinan dan cita itu punya sebuah fundamen yang spesial. Fundamen itu adalah keyakinan kepada Sang Pembuat Standard. Keyakinan bahwa Ia ada, Ia mengawasi, Ia memberi janji yang baik dan pasti ditepati, Ia memberi kebebasan sekaligus menyiapkan konsekuensi atas kebebasan yang diberikan.
Mencari nafkah memang persoalan bagaimana mendapatkan uang. Mari kita tarik ke sudut pandang yang pragmatis. Bagaimana mendapatkan uang ?
2.Bagaimana menjadi blogger yang konsisten dan berkualitas ?
3.Bagaimana menemukan jaringan yang tepat secara efektif ?
4.Bagaimana belajar dari nol teknolog internet dan blogging ?
Apakah hidup bisa dibiayai dengan menulis ? Menulis di blog misalnya.
Rizqi memang ‘misterius’ ada yang bekerja hampir 24 jam namun hasilnya hanya cukup untuk makan. Pendidikan biayanya dari hutang, beli motor hutang, beli rumah hutang dan belanja kebutuhan sehari-hari kadang juga hutang. Sementara ada yang bekerja hanya sekitar 12 jam per hari namun kebutuhan hidupnya terpenuhi. Bahkan kadang lebih dari cukup.
Bagi banyak orang jenis pekerjaan memang berbanding lurus dengan penghasilan. Tetapi, menurut saya kontribusi dan sikap berbanding lurus dengan penghasilan. Kontribusi yang besar tentu saja mensyaratkan seseorang punya alat-alat dan sumber daya untuk berkontribusi. Kontribusi bisa berupa ilmu, waktu, dedikasi, harta dan tenaga. Kontribusi lah yang membuat seseorang bernilai, berharga dan sebagian orang menjadi tak ternilai. Sedangkan sikap membuat kontribusi makin dipuji. Sikap seseorang yang ‘seolah’ tak mengharap feedback justru membuat feedback/penghasilan mendekatinya. Sikap ini dalam Islam mungkin disebut ikhlas. Namun, ikhlas mempunyai dimensi yang lebih mendalam. Karena ikhlas tak sekadar ‘tidak mengharap balasan’. Justru ikhlas adalah keyakinan dan cita-cita yang besar. Keyakinan bahwa setiap aktivitas punya suatu standard ketuhanan yang suci. Sehingga apa yang dilakukan diperjuangkan sedemikian rupa agar sesuai dengan standard itu. Sedangkan cita-cita besar adalah harapan tertinggi atas aktivitas yang dilakukan. Tujuan atas cita itu saya bahasakan sebagai ‘penerimaan’ dari Sang Pembuat Standar suci atas ketaatan kita melakukan semua berdasar standard itu. Semua keyakinan dan cita itu punya sebuah fundamen yang spesial. Fundamen itu adalah keyakinan kepada Sang Pembuat Standard. Keyakinan bahwa Ia ada, Ia mengawasi, Ia memberi janji yang baik dan pasti ditepati, Ia memberi kebebasan sekaligus menyiapkan konsekuensi atas kebebasan yang diberikan.
Mencari nafkah memang persoalan bagaimana mendapatkan uang. Mari kita tarik ke sudut pandang yang pragmatis. Bagaimana mendapatkan uang ?
No comments:
Post a Comment